Minggu, 20 Agustus 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI DESA TUMBAKBAYUH



Reorientasi kebijakan dan program pembangunan dengan menerapkan konsep pembangunan tanaman pangan yang berwawasan agribisnis menjadi tantangan bersama, mengingat pembangunan sub sektor tanaman pangan ke depan dihadapkan pada tantangan yang cukup komplek, antara lain kebutuhan pangan yang terus meningkat sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk, alih fungsi lahan produktif ke non produktif, tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, persaingan pasar yang semakin ketat, serta perubahan lingkungan strategis lainnya yang akan berpengaruh terhadap pembangunan tanaman pangan.
Tujuan pengkajian ini adalah mengidentifikasi faktor–faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh pelaku utama dalam mengembangkan usaha-usaha pertanian tanaman pangan, merumuskan strategi yang akan dikembangkan oleh pelaku utama sehingga usaha pembangunan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien serta merumuskan program yang akan diimplementasikan dalam pengembangan usaha pembangunan pertanian.
Responden dalam penelitian ini adalah para stakeholders bidang pertanian dan instansi terkait lainnya di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, praktisi pertanian dan pengamat pertanian, berjumlah 10 orang dengan mengadakan interview. Waktu pengumpulan data dari tanggal 9 Januari sampai dengan 8 Pebruari 2017. Analisis data menggunakan matriks IFAS dan EFAS, dan Matrik SWOT.
Hasil pengkajian mengenai strategi pengembangan dan pembangunan pertanian tanaman pangan di Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, diketahui bahwa strategi umum yang dihasilkan dari matriks internal-eksternal menunjukkan bahwa strategi umum yang layak diterapkan adalah strategi pertumbuhan (growth strategy). Sedangkan strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT adalah peningkatan daya saing komoditas padi sebagai alternatif utama, peningkatan produksi tanaman padi melalui optimalisasi teknologi budidaya, peningkatan kemitraan bisnis, peningkatan kualitas pelaku usaha, dan optimalisasi ketersediaan air irigasi dengan berusahatani palawija dan sayuran sebagai alternatif lainnya.
Oleh karena itu, petani dalam melakukan usaha pertanian tanaman pangan hendaknya dapat meningkatkan produksinya dengan kualitas hasil yang baik dengan demikian diharapkan mendapatkan posisi tawar penjualan gabah yang tinggi. Penggunaan aset, profit, atau kombinasinya seyogyanya dilakukan dengan cara minimize cost, mengembangkan produk benih varietas baru, dan meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas agar posisi pasar yang telah diraih dapat dipertahankan.

Sabtu, 19 Agustus 2017

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK HAYATI TERHADAP HASIL PADI PADA SISTEM JAJAR LEGOWO 2:1




Kebutuhan pangan penduduk Indonesia akan terus meningkat dari waktu ke waktu sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, apalagi kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit (landless). Sementara itu peningkatan produksi padi/gabah juga dihadapkan pada beberapa kendala antara lain perubahan iklim dan bioenergi. Peningkatan produksi gabah melalui kegiatan perluasan areal tanam sulit dilakukan akan tetapi terus diupayakan melalui perbaikan teknologi.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi teknologi penggunaan pupuk hayati cair Fertiplus dan Pomi sebagai penerapan teknologi ramah lingkungan dan spesifik kepada petani kaitannya terhadap hasil tanaman padi, untuk mengetahui paket teknologi terbaik dari paket teknologi yang dikaji serta mengetahui efisiensi penggunaan pupuk hayati yang diuji pada cara tanam jajar legowo 2:1.
Pengkajian dilaksanakan di Subak Kelepekan Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana. Terdapat 3 (tiga) perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 (lima) kali. Varietas tanaman padi yang digunakan adalah Impari 30-Ciherang. Adapun perlakuan tersebut adalah A = Pupuk Organik Cair Fertiplus, B = Pupuk Organik Cair Pomi, dan C = Tanpa Pupuk Organik Cair.


Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara analisis statistik penggunaan organik hayati yang diteliti berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap hasil gabah kering panen. Penggunaan pupuk organik hayati Pomi dapat meningkatkan hasil gabah kering panen sangat nyata dengan rata-rata berat gabah kering panen ubinan sebesar 5,242 Kg/6,00 m2 atau hasil gabah kering panen per hektar sebesar 8,737 ton. Penggunaan pupuk organik hayati Pomi tersebut dapat meningkatkan hasil sebesar 46,57% dibandingkan tanpa penggunaan pupuk organik hayati. Dari analisis usahatani dapat dikatakan bahwa penggunaan pupuk organik hayati Pomi sebagai tambahan investasi pada usahatani padi sawah jajar legowo 2:1 lebih baik dan efisien dari pada penggunaan pupuk organik hayati Fertiplus dan tanpa penggunaan pupuk organik hayati.


Oleh karena penggunaan pupuk organik hayati baik Fertiplus maupun Pomi cenderung lebih baik dan lebih efisien kaitannya terhadap peningkatan hasil gabah kering panen, maka penggunaan pupuk organik hayati seyogyanya tetap dianjurkan dalam komponen paket teknologi padi karena selain lebih mudah cara mengaplikasikannya juga mudah didapat sesuai kebutuhan serta mudah dalam pengangkutan. Penggunaan pupuk organik hayati Pomi sebagai tambahan investasi pada tanaman padi sawah jajar legowo 2:1 dapat dianjurkan sebagai paket teknologi untuk meningkatkan produktivitas padi.