Minggu, 18 Oktober 2009

Evaluasi Kinerja Kemitraan Agribisnis Komoditas Kopi di Kabupaten Bangli (Studi Kasus pada CV. Tri Agung Mulia)

ABSTRAK

Melemahnya harga kopi di pasar dunia disebabkan oleh membanjirnya produk kopi di Vietnam dan para pebisnisnya melakukan ekspor kopi dengan harga yang rendah. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman petani diperlukan suatu terobosan antara lain: mampu memberikan harga kopi yang baik dan stabil, perbaikan sistem tataniaga yang mengarah pada efesiensi biaya pemasaran dan melakukan pola kemitraan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas kemitraan antara CV Tri Agung Mulia dengan Pemerintah Kabupaten Bangli dan menganalisis sejauh mana kemitraan yang telah dikembangkan tersebut memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, sedangkan penentuan sampel dengan menggunakan metode Multistage Cluster Sampling. Jumlah seluruh kelompok tani baik yang bermitra maupun tidak bermitra sebanyak 48 kelompok tani. Jumlah kelompok tani tersebut diambil sebesar 25 %, sehingga diperoleh 12 kelompok tani sampel (terdiri atas 10 kelompok tani yang bermitra dan dua kelompok tani yang tidak bermitra). Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 150 petani kopi, yaitu sebanyak 120 petani kopi diambil dari kelompok tani sampel yang bermitra. Sedangkan jumlah responden yang tidak bermitra berjumlah 30 petani kopi. Penentuan responden di atas ditentukan secara acak dengan pendekatan angka random sofware excel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan antara CV. Tri Agung Mulia dengan pemerintah Kabupaten Bangli menguntungkan secara signifikan dan efektif berdasarkan analisis finansial. Kemitraan juga memberikan respon positip dan dinilai sangat penting oleh petani utamanya terhadap atribut/aspek kemitraan, yaitu pembinaan pemerintah kabupaten, penetapan kualitas, mekanisme penentuan harga, harga jual, pola insentif, proses pemasaran dan pelayanan CV. Tri Agung Mulia, Tetapi aspek pelayanan perusahaan dirasakan belum optimal oleh petani baik ditinjau dari analisis fishbein maupun likert.
Adanya perbedaan keuntungan antara petani yang bermitra dengan petani yang tidak bermitra, sehingga untuk meningkatkan usahatani yang lebih layak sepatutnya dilakukan sosialisasi secara kontinu terhadap kelompok tani yang tidak bermitra agar menjadi kelompok tani yang ikut dalam pola kemitraan. Selanjutnya dalam pola kemitraan, aspek pelayanan CV. Tri Agung Mulia dirasakan belum optimal oleh petani, padahal pelayanan merupakan aspek terpenting dalam efektivitas suatu kemitraan, oleh karena itu aspek kualitas layanan dari pihak perusahaan seyogyanya ditingkatkan agar partisipasi petani dalam pola kemitraan komoditas kopi dapat lebih meningkat.

Jumat, 02 Oktober 2009

Keunggulan Komparatif dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Komoditas Kedelai di Kabupaten Badung

ABSTRAK

by : Jarek Putradi


Pengembangan usahatani kedelai saat ini sedang dihadapkan pada persaingan pasar yang semakin terbuka akibat perkembangan globalisasi ekonomi dunia. Sebagai implikasinya, maka pengembangan komoditas kedelai sebaiknya dikonsentrasikan pada daerah-daerah yang memiliki keunggulan komparatif untuk usahatani tersebut.



Tujuan penelitian ini untuk menganalisis keunggulan komparatif komoditas kedelai dilihat dari domestic resource cost (DRC), menganalisis kebijakan pemerintah berkenaan dengan proteksi kepada produsen komoditas kedelai ditinjau dari effective protection coefficient (EPC), dan menganalisis kepekaan domestic resource cost dan effective protection coefficient terhadap kemungkinan adanya perubahan kondisi yang akan terjadi dalam jangka pendek.



Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mengwi dan Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Pengambilan sampel ditentukan secara purposive sampling. Responden yang dipilih sebanyak 40 orang petani yang biasa melaksanakan usahatani kedelai dengan penanaman secara tugal dan sebar (mostly doing) di lokasi tersebut (modus). Analisis data dilakukan dengan menggunakan matriks analisis kebijakan (Policy Analysis Matrix=PAM)



Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas kedelai baik ditanam secara tugal maupun sebar di Kabupaten Badung memiliki keunggulan komparatif, nilai domestic resource cost (DRC) lebih kecil dari 1, masing-masing sebesar 0,84 dan 0,86. Rasio ini menandakan faktor domestik digunakan secara efisien. Dampak kebijakan pemerintah berkenaan dengan proteksi kepada produsen ditinjau dari effective protection coefficient (EPC) menunjukkan bahwa nilai EPC usahatani kedelai tersebut memberi nilai lebih besar dari satu, yaitu 1,10. Nilai ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, baik petani maupun sistem komoditas di Kabupaten Badung diproteksi sebesar 10 %. Adanya kebijakan terhadap output dan input secara keseluruhan menguntungkan petani dan sistem komoditas, karena nilai tambah dalam nilai finansial lebih besar dari nilai tambah dalam nilai sosial. Nilai DRC dan EPC peka terhadap perubahan harga output dalam nilai finansial, penurunan tarif impor kedelai, kenaikan biaya transportasi, penurunan produksi, dan nilai tukar.



Adanya keunggulan komparatif yang cukup baik, sehingga komoditas kedelai seyogyanya tetap dilaksanakan sebagai kegiatan ekonomi yang layak untuk dikembangkan. Keberhasilan pengembangan dapat ditunjang dengan beberapa kebijakan dilaksanakan secara terpadu antara lain: (a) meminimumkan biaya input tradabel; (b) melakukan regulasi impor, distribusi benih dan pupuk, tarif impor pestisida serta pajak distribusi lokal; dan (c) mempertahankan kebijakan subsidi terhadap output dalam nilai finansial, meningkatkan efisiensi pemasaran, dan meningkatkan produktivitas kedelai.


Kata Kunci: Keunggulan Komparatif, Kebijakan Pemerintah dan Kedelai