Hampir seratus persen penduduk Indonesia masih
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Itu berarti peningkatan
produksi beras sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat harus
tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional di sektor pertanian tanaman
pangan.
Walaupun tingkat konsumsi beras Indonesia
mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,62 persen per tahun, namun dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen per tahun, maka jumlah penduduk
Indonesia Tahun 2015 diperkirakan menjadi 255.461.700 jiwa ternyata masih membutuhkan
konsumsi beras yang tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Oleh karena itu
berbagai program pembangunan pertanian yang telah dilakukan pemerintah pusat
dan daerah tidak lain, sebagai upaya untuk menghindarkan masyarakat dari krisis
pangan. Namun dari hasil evaluasi terhadap pengembangan tanaman pangan
khususnya tanaman padi (komoditas beras) yang telah dilaksanakan selama ini,
masih dijumpai banyak persoalan yang mendasar yang harus dipecahkan dan
memerlukan penanganan yang cermat dan tepat. Salah satu diantaranya adalah bagaimana
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk dengan sistem pertanian yang
ramah lingkungan, membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara
berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah.
Tujuan dari pengkajian ini untuk
mengetahui cara aplikasi teknologi pemupukan dengan pupuk hayati BiotaMax, mengetahui pengaruh jumlah/dosis pupuk hayati BiotaMax terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman padi dan untuk mengetahui paket teknologi terbaik dari paket
teknologi yang dikaji terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
Pengkajian
ini dilaksanakan di Subak Aya Desa Tumbakbayuh Kecamatan Mengwi Kabupaten
Badung Provinsi Bali dari tanggal 23 Juni sampai dengan 29 September 2014.
Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang. Rancangan yang digunakan dalam
pengkajian ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana. Paket teknologi yang diuji
sebanyak 4 (empat) perlakuan, diulang 3 (tiga) kali sehingga terdapat 12 petak
perlakuan. Adapun paket teknologi tersebut adalah : Paket teknologi A = 10
tablet BiotaMax + 1 ton Pupuk Organik + 150 kg Urea + 150 kg NPK Phonska per
hektar; Paket teknologi B = 10 tablet BiotaMax + 150 kg Urea + 150 kg NPK
Phonska per hektar; Paket teknologi C = 1 ton Pupuk Organik + 150 kg Urea + 150
kg NPK Phonska per hektar; dan Paket teknologi D = 200 kg Urea + 150 kg NPK
Phonska per hektar (sebagai petak kontrol). Data
pengkajian diperoleh dari pengamatan tanaman padi yang berada ditengah pada
setiap petakan perlakuan, hasil gabah kering panen dilakukan melalui teknik
ubinan 2,5 m x 2,5 m. Perbedaan perlakuan diuji berdasarkan
analisis varian. Jika perlakuan yang diuji menunjukkan perbedaan yang nyata,
maka dapat dilanjutkan dengan uji nilai rata-rata.
Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa secara
analisis statistik paket teknologi yang diteliti berpengaruh
tidak nyata (P > 0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun,
jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah gabah berisi per malai, jumlah gabah
hampa per malai, jumlah gabah total dan bobot 1000 butir gabah kering panen. Namun
paket teknologi yang diteliti berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap hasil gabah kering
panen dan bobot gabah total per rumpun, dimana hasil tersebut meningkat secara
nyata sebesar 13,09% terjadi pada Paket teknologi A, sedangkan Paket teknologi
B dan Paket teknologi C meningkat secara tidak nyata masing-masing sebesar
7,69% dan 3,64% dibanding Paket teknologi D.
Meningkatnya
hasil gabah kering panen secara nyata pada Paket teknologi A sebesar 8,944 ton
per hektar disebabkan adanya pengaruh beberapa parameter lain yaitu jumlah
anakan produktif per rumpun, jumlah gabah berisi per malai yang cenderung
semakin meningkat, berkurangnya jumlah gabah hampa per malai dan meningkatnya
berat 1000 butir gabah kering panen yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas gabah.
Hasil pengkajian ini seyogyanya
dapat digunakan sebagai upaya mendukung kebijakan swasembada beras yang
berkelanjutan, karena Paket teknologi A selain dapat meningkatkan hasil juga
dapat mempercepat proses pembugaran tanah.
Agensia hayati atau pupuk
hayati yang digunakan dalam pengkajian ini adalah BiotaMax seperti pada Paket teknologi A, oleh karena itu BiotaMax dapat digunakan sebagai bahan
pembugaran tanah bahkan penggunaan BiotaMax
dan pupuk organik secara nyata dapat mengurangi penggunaan pupuk Urea sebanyak
50 kg Urea per Hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar