Bawang merah
merupakan komoditi unggulan di Kabupaten Badung, karena mempunyai prospek yang
baik dengan rata – rata produktivitas sebesar 8,00 ton per hektar (BPS, 2017). Salah
satu kendala yang sering dihadapi dalam budidaya bawang merah di Kabupaten
Badung adalah serangan penyakit moler yang diduga disebabkan oleh Fusarium
oxysporum.
Usaha pengendalian
penyakit moler pada saat ini masih ditekankan pada teknik pengendalian dengan
menggunakan fungisida. Akan tetapi, saat ini diperlukan pengendalian penyakit
yang aman, murah, dan ramah lingkungan. Salah satu pilihan pengendalian yang
tepat dan perlu diupayakan adalah pengendalian dengan menggunakan agensia
hayati, sekaligus sebagai salah satu upaya untuk menekan penggunaan pestisida
sintetik/kimia.
Besarnya kerugian
yang ditimbulkan oleh penyakit moler ini belum diketahui secara pasti karena
terbatasnya informasi penyakit tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
yang mampu memberikan informasi mengenai penyakit moler pada bawang merah.
Pengkajian
ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas dan efisiensi penggunaan pestisida biorasional Agonal dalam upaya pengendalian penyakit moler dan peningkatan hasil bawang merah.
Pengkajian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Pengkajian ini dilaksanakan di Subak
Aya, Desa Tumbakbayuh, Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung, dari tanggal 3 Juni sampai dengan 12 Agustus 2018. Perlakuan terdiri atas Agonal 866 (A), Agonal 686 (B), Agonal 668 (C), Campuran Pestisida Buldok 25 EC konsentrasi 0,25% dan
fungisida Antracol 70 WP konsentrasi 2 gr/liter (D) dan Kontrol yaitu tanpa
pestisida biorasional dan tanpa campuran pestisida dan fungisida sintetik(E).
Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat serangan
penyakit moler dari umur 20 hingga 55 hari setelah tanam pada semua perlakuan
tidak perbedaan nyata. Namun perkembangan intensitas penyakit moler pada umur 27 – 55
hari setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan pengendalian dengan pestisida
biorasional Agonal dan perlakuan kimia/sintetik cenderung dapat menekan
penyakit moler, bahkan perlakuan A (Agonal 866), perlakuan B (Agonal 686) dan
Perlakuan C (Agonal 668) menunjukkan intensitas serangan lebih rendah
dibandingkan dengan perlakuan kimia/sintetik (D). Diduga ekstrak kasar yang
dihasilkan pestisida biorasional Agonal mengandung senyawa-senyawa aktif yang
dapat menekan perkembangan jamur Fusarium
oxysporum.
Perlakuan yang dikaji juga berpengaruh berbeda
tidak nyata terhadap jumlah siung per rumpun dan berat siung, namun berpengaruh
nyata terhadap berat umbi bawang merah per rumpun, berat umbi bawang merah
segar ubinan dan produktivitas bawang merah kering askip. Ditemukan bahwa hasil tertinggi dengan berat bawang
merah segar ubinan sebesar 3,813 kg per m2 atau secara konversi memberikan hasil bawang
merah kering askip per hektar sebesar 17,156 (t ha -1) atau
meningkat sebesar 12,54% terjadi pada Perlakuan A (Agonal 866),
kemudian Perlakuan C (Agonal 668) memberikan peningkatan hasil sebesar 9,59%, dan Perlakuan
B (Agonal 686) meningkat sebesar 7,38% sedangkan
Perlakuan D yang menggunakan campuran fungisida Antracol 70 WP konsentrasi 2 gr/liter
dan insektisida Buldok 2.5 EC konsentrasi 0,25% meningkat secara tidak
nyata sebesar 3,69% dibandingkan kontrol.
Hasil kajian
ini memberi indikasi bahwa pestisida biorasional Agonal 866, Agonal 686 dan
Agonal 668 lebih efektif dari pada penggunaan campuran
fungisida Antracol 70 WP dengan konsentrasi 2 gr/liter dan
insektisida Buldok 2.5 EC dengan konsentrasi 0,25% maka pestisida biorasional
Agonal di atas dapat digunakan sebagai bahan substitusi atau campuran sehingga
dapat mengurangi jumlah penggunaan pestisida sintetik dalam mengendalikan penyakit moler pada budidaya bawang
merah.
Hasil kajian
ini merupakan informasi awal mengingat kajian sejenis pada tanaman bawang merah
belum banyak dilakukan di Kabupaten Badung sehingga untuk mendapatkan informasi
yang lebih lengkap maka perlu diadakan pengkajian lebih lanjut pada beberapa
varietas, tempat dan musim tanam yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar