Kamis, 03 Mei 2012

PRIORITAS STRATEGI MEMPERTAHANKAN PERTANIAN SAWAH DI KABUPATEN BADUNG


Keberhasilan sektor pariwisata yang telah mengangkat perekonomian Kabupaten Badung membuat ketidak seimbangan pembangunan antar sektor. Dimana sektor pertanian yang merupakan sektor primer akan terabaikan, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian lebih kecil dari luar sektor pertanian.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis usahatani pertanian sawah di Kabupaten Badung, mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor pendukung yang dimiliki untuk mempertahankan pertanian sawah dan merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk mempertahankan pertanian sawah di Kabupaten Badung.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung pada tahun 2009, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Badung memiliki pertanian sawah yang tiap tahunnya mengalami penyusutan lahan karena adanya alih fungsi lahan akibat perkembangan pembangunan sektor pariwisata dan pertanian sawah di Kabupaten Badung memiliki peran strategis yaitu sebagai penyedia bahan pangan, disamping itu aktifitas pertanian sawah dapat menjamin konservasi atau pelestarian sumber daya alam maupun budaya.
Responden dalam penelitian ini adalah para stakeholders bidang pertanian dan instansi terkait lainnya di Kabupaten Badung, praktisi pertanian dan pengamat pertanian, dengan mengadakan interview. Analisis data menggunakan matriks IFAS dan EFAS, Matrik SWOT, dan QSPM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis usahatani komoditas padi pada berbagai musim tanam, kedelai, jagung dan kacang tanah pada pertanian sawah di Kabupaten Badung menguntungkan. Faktor kekuatan mempertahankan pertanian sawah di Kabupaten Badung adalah kebijakan pemerintah kabupaten dalam mendukung peningkatan produksi padi sawah, perencanaan program pembangunan pertanian daerah, soliditas aparat pertanian dan instansi terkait lainnya, kuantitas dan kualitas sumber daya aparat, prasarana dan sarana. Sedangkan faktor kelemahan adalah pembinaan kerjasama dalam pemasaran hasil di tingkat lapang, monitoring dan evaluasi, alokasi dana untuk kegiatan penyuluhan, kinerja pelayanan aparat terhadap masyarakat tani, dan keterlambatan realisasi APBD kabupaten untuk pertanian sawah. Peluang mempertahankan pertanian sawah adalah kesesuaian lahan dan iklim, adanya lembaga persubakan, teknologi usahatani padi, adanya mitra usaha, adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usaha pertanian, permintaan beras dan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang mendukung pertanian sawah. Sedangkan ancamannya adalah tingkat pendidikan petani dan minat generasi muda dibidang pertanian sawah, alih fungsi lahan pertanian sawah, sistim tebasan menyebabkan harga gabah rendah, serangan organisme pengganggu tanaman, pertambahan penduduk, dan pasar bebas. Analisis Matriks IFAS dan EFAS, menunjukkan bahwa secara internal adalah kuat. Itu berarti bahwa posisi internal Pemerintah Kabupaten Badung dalam mempertahankan pertanian sawah mampu memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang ada untuk mengatasi faktor-faktor kelemahan. Sedangkan secara eksternal menunjukkan lemah, ini berarti posisi eksternal dalam mempertahankan pertanian sawah tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Analisis SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yakni: optimalisasi lahan dan lembaga persubakan dalam peningkatan hasil pertanian sawah, perbaikan mutu intensifikasi pertanian dan kualitas beras, konsistensi RUTR dan penumbuhan minat generasi muda di bidang pertanian, meningkatkan daya saing pertanian sawah dengan melakukan perlindungan kepada petani, pengembangan kerjasama pemasaran hasil dengan mitra usaha, pengembangan kerjasama permodalan dengan lembaga keuangan, peningkatan kinerja aparat pertanian untuk kesejahteraan petani, peningkatan monitoring dan evaluasi pembangunan pertanian sawah. Analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi yang mempunyai daya tarik paling tinggi dan menjadi pilihan utama dari alternatif strategi mempertahankan pertanian sawah adalah strategi optimalisasi lahan dan lembaga persubakan dalam peningkatan hasil pertanian sawah. 
Penelitian ini merekomendasikan akan pentingnya menjaga keseimbangan pembangunan antara kegiatan pariwisata dan kegiatan pertanian sawah sehingga kelestarian obyek dan daya tarik wisata dapat dipertahankan. Oleh karenanya perencanaan pembangunan pertanian seyogyanya melibatkan lembaga persubakan, praktisi dan pengamat pertanian secara partisipatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar