Keberhasilan sektor pariwisata yang telah mengangkat
perekonomian Kabupaten Badung membuat ketidak seimbangan pembangunan antar
sektor. Dimana sektor pertanian yang merupakan sektor primer akan terabaikan,
yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor
pertanian lebih kecil dari luar sektor pertanian.
Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis usahatani pertanian
sawah di Kabupaten Badung, mengidentifikasi dan
menganalisis faktor-faktor pendukung yang dimiliki untuk mempertahankan
pertanian sawah dan merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk
mempertahankan pertanian sawah di Kabupaten Badung.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung pada tahun 2009, dengan
pertimbangan bahwa Kabupaten Badung memiliki pertanian sawah yang tiap tahunnya
mengalami penyusutan lahan karena adanya alih fungsi lahan akibat perkembangan
pembangunan sektor pariwisata dan pertanian sawah di Kabupaten Badung memiliki
peran strategis yaitu sebagai penyedia bahan pangan, disamping itu aktifitas
pertanian sawah dapat menjamin konservasi atau pelestarian sumber daya alam maupun
budaya.
Responden dalam penelitian ini adalah para stakeholders bidang pertanian
dan instansi terkait lainnya di
Kabupaten Badung, praktisi pertanian dan pengamat pertanian, dengan mengadakan interview. Analisis data menggunakan matriks IFAS dan EFAS, Matrik SWOT, dan QSPM.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa analisis usahatani komoditas padi pada berbagai musim tanam, kedelai,
jagung dan kacang tanah pada pertanian sawah di Kabupaten Badung menguntungkan.
Faktor kekuatan mempertahankan pertanian sawah di Kabupaten Badung adalah kebijakan
pemerintah kabupaten dalam mendukung peningkatan produksi padi sawah, perencanaan
program pembangunan pertanian daerah, soliditas aparat pertanian dan instansi
terkait lainnya, kuantitas dan kualitas sumber daya aparat, prasarana dan
sarana. Sedangkan faktor kelemahan adalah pembinaan
kerjasama dalam pemasaran hasil di tingkat lapang, monitoring dan evaluasi, alokasi
dana untuk kegiatan penyuluhan, kinerja pelayanan aparat terhadap masyarakat
tani, dan keterlambatan realisasi APBD kabupaten untuk pertanian sawah. Peluang
mempertahankan pertanian sawah adalah kesesuaian
lahan dan iklim, adanya lembaga persubakan, teknologi usahatani padi, adanya
mitra usaha, adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usaha
pertanian, permintaan beras dan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi yang
mendukung pertanian sawah. Sedangkan ancamannya adalah tingkat pendidikan
petani dan minat generasi muda dibidang pertanian sawah, alih fungsi lahan
pertanian sawah, sistim tebasan menyebabkan harga gabah rendah, serangan
organisme pengganggu tanaman, pertambahan penduduk, dan pasar bebas. Analisis Matriks IFAS dan EFAS, menunjukkan bahwa secara
internal adalah kuat. Itu berarti bahwa posisi internal Pemerintah Kabupaten Badung dalam
mempertahankan pertanian sawah mampu
memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang ada untuk mengatasi faktor-faktor kelemahan. Sedangkan secara eksternal menunjukkan lemah, ini berarti posisi eksternal dalam mempertahankan
pertanian sawah tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang
ada. Analisis SWOT menghasilkan delapan alternatif
strategi yakni: optimalisasi lahan dan lembaga
persubakan dalam peningkatan hasil pertanian sawah, perbaikan mutu intensifikasi
pertanian dan kualitas beras, konsistensi RUTR dan penumbuhan minat generasi muda
di bidang pertanian, meningkatkan daya saing pertanian sawah dengan melakukan
perlindungan kepada petani, pengembangan kerjasama pemasaran
hasil dengan mitra usaha, pengembangan kerjasama permodalan dengan lembaga
keuangan, peningkatan kinerja aparat pertanian untuk kesejahteraan petani, peningkatan
monitoring dan evaluasi pembangunan pertanian sawah. Analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi yang
mempunyai daya tarik paling tinggi dan menjadi pilihan utama dari alternatif
strategi mempertahankan pertanian sawah adalah strategi optimalisasi lahan dan lembaga
persubakan dalam peningkatan hasil pertanian sawah.
Penelitian ini merekomendasikan akan pentingnya menjaga keseimbangan pembangunan antara kegiatan
pariwisata dan kegiatan pertanian sawah sehingga kelestarian
obyek dan daya tarik wisata dapat dipertahankan. Oleh karenanya
perencanaan pembangunan pertanian seyogyanya melibatkan lembaga persubakan,
praktisi dan pengamat pertanian secara partisipatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar