Rabu, 21 Agustus 2019

KELAYAKAN DAN PELUANG USAHA PENGEMBANGAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BADUNG

Budidaya Kacang Tanah Di Kabupaten Badung

Karakteristik Komoditas
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas pertanian terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Kandungan gizi kacang tanah antara lain yaitu; lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin. Namun di Bali komoditas kacang tanah dapat dikategorikan sebagai komoditas andalan, karena disamping banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai menu pelengkap kuliner khas utama Bali seperti ayam betutu dan pelecing juga digunakan sebagai bahan campuran makanan seperti roti dan bahan baku industri. Daun dan batang kacang tanah dapat digunakan untuk makanan ternak yang tinggi nilai gizinya, demikian pula bungkil kacang tanah sebagai hasil sampingan dalam pembuatan minyak kacang dapat digunakan makanan ternak, sehingga permintaannya cenderung meningkat. Adanya peningkatan permintaan kacang tanah, maka harganya juga cenderung meningkat. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penyediaan maupun distribusinya. Adapaun jenis kacang tanah yang banyak diusahakan petani di daerah Bali adalah varietas Kelinci dan Panther, namun demikian jenis-jenis kacang lokal juga tetap diproduksi untuk memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan industri kacang olahan.
Agroklimat
Kacang tanah tumbuh dengan baik pada iklim kering. Suhu sangat berpengaruh terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan awal. Bila suhunya di bawah 18 0C, laju perkecambahan rendah dan pertumbuhan tanaman akan terhambat bahkan kerdil. Pertumbuhan optimal bagi kacang tanah yaitu pada suhu udara sekitar 28 – 32 0C. Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Demikian pula distribusi hujan yang merata selama periode pertumbuhan akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah antara 800 – 1.300 mm/tahun. Kelembaban tanah yang cukup pada fase awal prtumbuhan, fase berbunga dan fase pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi tinggi. Kelembaban udara yang dikehendaki berkisar 65 – 75 %, dengan penyinaran matahari penuh. Penyinaran matahari ini dibutuhkan terutama bagi kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
Kacang tanah tidak terlalu memilih jenis tanah. Pada tanah berat seperti tanah/lahan sawah yang umumnya Aluvial dan Regosol masih dapat menghasilkan jika pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Demikian pula pada lahan kering seperti Podzolik Merah Kuning dan Latosol yang memang sangat sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang tanah dengan kemiringan tanah kurang dari 8%. Tetapi tekstur tanah yang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah adalah tanah gembur/bertekstur ringan dan subur. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan kacang tanah adalah 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl. Kacang tanah juga mampu tumbuh dengan baik pada tanah masam (pH 5,0), tetapi peka terhadap tanah basa. Kemasaman (pH) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 – 7,0. Pada pH tanah antara 7,5 – 8,0 daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong. Pada kondisi demikian kualitas dan kuantitas produksi polong akan menurun. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati, sehingga diperlukan adanya drainase dan aerasi yang baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
Jenis dan Variasi Produk
Kacang tanah mempunyai daerah adaptasi yang luas, asalkan tanah dan iklimnya cocok serta ketinggian dan panjang hari tidak terlalu berbeda. Oleh karena itu varietas unggul apa saja dapat ditanam di seluruh Indonesia bahkan varietas unggul kita yang bernama “Macan” banyak ditanam di Malaysia, Thailand dan Philipina. Kacang tanah yang banyak diusahakan petani di daerah Bali adalah varietas Kelinci dan Panther, namun demikian jenis-jenis kacang lokal juga tetap diproduksi untuk memenuhi kebutuhan beberapa perusahaan industri kacang olahan.
Produksi kacang tanah biasanya dijual dalam bentuk polong atau biji kering, selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti kacang asin, kacang kapri, rempeyek kacang, enting kacang, selai kacang, bumbu pecel, dan bahan campuran makanan lainnya seperti untuk roti serta bahan baku industri.
Permasalahan Komoditas
Produktivitas kacang tanah berbagai daerah di Indonesia rata-rata dikategorikan masih rendah, demikian pula di Kabupaten Badung . Rendahnya produktivitas tersebut disebabkan karena penerapan teknologi budidaya belum dilakukan dengan baik, diantaranya adanya keragaman cara pengelolaan tanaman, termasuk perbedaan waktu tanam, cara tanam, penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Disamping itu adanya perbedaan faktor abiotik dan biotik menyebabkan produktivitas kacang tanah berbeda untuk masing-masing daerah. Secara umum faktor abiotik dan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan tanaman dan produksi kacang tanah adalah sebagai berikut.
1.     Pematusan (drainase) jelek.
2.     Tanaman sering mengalami kelebihan air pada awal pertumbuhan atau kekeringan pada akhir musim kemarau untuk lahan sawah dan kekeringan pada fase akhir pertumbuhan tanaman untuk lahan kering.
3.     Kekurangan unsur hara utama (N, P, K, Ca).
4.     Persaingan dengan gulma pada fase pertumbuhan vegetatif, penyiangan jarang dilakukan dan apabila dilaksanakan sering terlambat.
5.     Pengolahan tanah dangkal (10–15 cm) dan masih kurang sempurna sehingga pembentukan akar dan perkembangan polong menjadi tidak optimal.
6.     Benih yang digunakan masih asalan (bukan benih bersertifikat), kadang daya tumbuh rendah kurang dari 80% sehingga keragaan tanaman sangat bervariasi. Seringkali populasi tanaman melebihi jumlah optimalnya sehingga jumlah benih yang digunakan dapat lebih dari 100–110 kg biji/ha.
7.     Serangan penyakit khususnya penyakit layu bakteri dan layu jamur, karat dan bercak daun, dan virus belang Peanut Stripe Virus (PStV), serta serangan hama tikus, kutu kebul, ulat pemakan daun, penggerek polong dan nematoda, masih belum dikendalikan dengan bijaksana.
Sementara itu pemasaran kacang tanah umumnya masih dilakukan secara individu dalam bentuk polong atau biji tanpa persyaratan kualitas sehingga harga komoditas kacang tanah menjadi rendah
Potensi Komoditas
Luas Areal dan Produksi
Luas tanam kacang tanah di Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada tahun 2018 (Januari-Desember) dilahan sawah dan lahan kering adalah 165,0 ha, dengan luas panen 156,0 ha. Total produksi yang dicapai sebanyak 312 ton, sehingga produktivitasnya rata-rata mencapai 20,0 ku/ha.
Sentra Produksi, Kalender Panen, dan Pemasaran
Walaupun kacang tanah diusahakan hampir diseluruh daerah di Kabupaten Badung, namun lokasi sentranya saat ini berada di Kecamatan Petang.
Pada umumnya kacang tanah ditanam pada saat musim penghujan (sekitar bulan November-Desember) sehingga panen terjadi sekitar bulan Pebruari-Maret. Penanaman yang dilakukan pada pertengahan musim kemarau (Agustus dan September) akan melakukan panen pada bulan Oktober-Desember, pada kondisi tersebut produksinya lebih rendah karena pengaruh musim.
Produksi kacang tanah biasanya dipasarkan dalam bentuk kacang polong atau biji kering. Belum banyak lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran kacang tanah, umumnya para petani menjual sendiri ke pasar tradisional terdekat atau pedagang pengumpul (musiman) yang datang ke desa.
Prospek Investasi
Kelayakan Usaha
Dari analisis rasio keuangan dan kelayakan usaha diperoleh hasil yang menguntungkan dan layak untuk diusahakan, yang ditunjukkan oleh rasio profitabilitas utamanya ROI (Return of Investment) sebesar 238,83%, serta kriteria kelayakan yaitu Break Event Point (BEP) Rp 1.046,76 dan B/C ratio positip sebesar 1,39.
Peluang Pasar
Berdasarkan informasi pasar komoditi tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Badung, harga komoditas kacang tanah ditingkat produsen pada tahun 2018 bervariasi. Harga tertinggi kacang tanah polong dan kacang tanah kupas terjadi pada bulan Mei-Juni masing-masing sebesar Rp 3.750,-/Kg dan Rp 9.685,-/Kg. Sedangkan harga terendah pada bulan Oktober masing-masing dengan harga Rp 2.500,-/Kg (Kacang tanah polong) dan Rp 6.450,-/Kg (kacang tanah kupas). Tingginya harga komoditas ini disebabkan produksi pada bulan tersebut sedikit dan tidak ada pasokan dari luar, sedangkan permintaan konsumen tetap tinggi sehingga peluang pasar komoditas ini dapat dikatakan masih terbuka lebar.
Prospek Investasi
Kegiatan investasi yang prospektif adalah perluasan areal petanaman dengan perbaikan teknologi produksi, pengembangan penangkar benih kacang tanah, pengolahan hasil dan membangun kemitraan usaha dalam pemasaran kacang tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar