Jumat, 05 November 2010

PENGARUH BEBERAPA MACAM PUPUK ORGANIK DAN UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI (LAPORAN KAJI TERAP DI SUBAK TEBA)

Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang pertanian, maka peranan pupuk menjadi semakin penting karena pemakaian pupuk merupakan salah satu komponen dalam meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk anorganik yang terus menerus tanpa diimbangi pupuk organik sebagai penyedia unsur hara tanah, menyebabkan tanah akan menjadi miskin bahan organik dan unsur hara penyangga. Bahkan tanah akan menjadi rentan terhadap kekeringan dan penyakit, sehingga produktivitas dan kestabilan sistem pertanian akan menurun. Pada situasi demikian maka investasi unsur hara dan tenaga kerja pada saat awal sangat diperlukan bagi peningkatan produksi biomassa untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk. Dengan demikian modal kerja petani akan semakin meningkat dalam bentuk bahan organik tanah.

Oleh karena itu ketersediaan bahan organik dan unsur hara penyangga di dalam tanah perlu dijaga kestabilannya melalui penggunaan pupuk organik, karena pupuk organik mampu mengatur suhu dan kelembaban tanah sehingga dapat meningkatkan kerja dan jumlah mikro organisme yang pada gilirannya dapat menyuburkan dan menyehatkan tanah kembali.

Akhir-akhir ini penggunaan pupuk organik mulai gencar-gencarnya dimasyarakatkan sebagai terobosan teknologi baru, mengingat adanya gejala pelandaian (leveling off) produksi padi. Berbagai metoda penerapan pupuk organik mulai diperkenalkan dari penggunaan pupuk organik tunggal hingga campuran pupuk organik dengan pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik sebagai upaya peningkatan produktivitas tanaman padi diharapkan dapat menekan penggunaan pupuk anorganik (kimia).

Selain pemakaian pupuk organik, juga mulai berkembang pemakaian pestisida organik. Pengembangan pertanian organik bertujuan untuk melestarikan keragaman hayati, memasyarakatkan budidaya organik, membatasi pencemaran lingkungan, meningkatkan usaha konservasi tanah dan air serta meningkatkan kesehatan masyarakt (Sutanto, 2006).

Beberapa jenis pupuk organik yang sudah dikenal oleh petani antara lain: Superfarm, Petrogenik, Faperta, Bio Organik, Golden Harvest yang mana dalam pemakaian pada dosis yang optimum akan dapat meningkatkan produksi yang maksimum. Oleh karena itu beberapa jenis pupuk yang telah meluas pemakaiannya di tingkat lapangan sebagai upaya untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap berbagai jenis pupuk organik tersebut. Pengkajian akan dikombinasikan dengan umur bibit tanaman, karena efektivitas penyerapan pupuk juga dipengaruhi oleh umur bibit tanaman pada sistem usahatani padi sawah.

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara jenis pupuk organik dan umur bibit terhadap hasil tanaman padi, mengetahui jenis pupuk organik yang dapat meningkatkan hasil tanaman padi dan meningkatkan pendapatan petani, dan untuk mengetahui pengaruh umur bibit terhadap peningkatan hasil tanaman padi.

Pengkajian ini dilakukan di Subak Teba, Desa Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Menggunakan rancangan faktorial dengan rancangan dasar rancangan acak kelompok (RAK), perlakuan yang dikaji terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik terdiri dari tiga taraf yaitu: Superfarm (S), Faperta (F) dan Golden Harvest (G). Faktor kedua adalah umur bibit terdiri dari tiga taraf yaitu: 10 hari setelah semai (U1), 15 hari setelah semai (U2), dan 20 hari setelah semai (U3). Dengan demikian terdapat 9 perlakuan kombinasi. Perlakuan di ulangan 3 (tiga) kali, sehingga terdapat 27 petak pengkajian. Varietas padi yang digunakan dalam pengkajian adalah Varietas Ciherang.

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis pupuk organik dan umur bibit berpengaruh tidak nyata terhadap berat gabah kering panen ha-1. Jenis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap berat gabah kering panen ha-1, ternyata pupuk organik Superfarm memberikan hasil tertinggi yaitu sebasar 8,147 t ha-1 atau meningkat sebesar 4,54% dibandingkan dengan Faperta dan 4,29% jika dibandingkan dengan Golden Harvest. Sedangkan umur bibit berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah kering panen ha-1. Umur bibit 15 hss (U2) memberikan hasil sebesar 8,180 t ha-1 atau meningkat 6,28% dibandingkan dengan umur bibit 10 hss (U1) dan 3,73% jika dibandingkan dengan umur bibit 20 hss (U3). Dengan harga gabah kering panen sebesar Rp 2.800,- per Kg, maka keuntungan bersih yang diperoleh dari usahatani padi dengan menggunakan pupuk organik Superfarm adalah sebesar Rp 16.562.500,- ha-1, menggunakan pupuk organik Faperta sebesar Rp. 15.482.500,- ha-1 dan menggunakan pupuk organik Golden Harvest sebesar Rp. 15.477.500,- ha-1. Analisis financial menunjukkan bahwa B/C ratio ketiga jenis pupuk organik tersebut yaitu Superfarm sebesar 2,65, Faperta sebesar 2,46 dan Golden Harvest sebesar 2,44. Pengkajian ini seyogyanya diulang pada lokasi berbeda untuk mendapatkan informasi yang lebih mantap.

2 komentar:

  1. Pak,
    Saya dari Superfarm, apakah ada data hasil analisa tersebut?
    Terima kasih atas evaluasi yang dilakukan.
    Satria
    satria@superfarm.co.id

    BalasHapus